Rabu, 29 Mei 2013

Menjalin keakraban dengan dunia Kampus

Tanggal 10 Maret 2013 saya memulai karier sebagai tenaga pengajar di sebuah perguruan tinggi swasta di Makassar sulawesi selatan dengan memegang beberapa jenis mata kuliah. untuk prodi pendidikan Fisika dosen senior (tak usah kusebutkan namanya) memberikan kepercayaan untuk memegang mata kuliah evaluasi dan asesmen untuk prodi PGSD, sementara di prodi pendidikan fisika memegang mata kuliah eksperimen fisika 1. alhamdulillah semuanya dapat kujalankan dengan baik meskipun dengan dalih penghasilan belum ada perbulannya. Semuanya kulalui dengan sabar sambil menanti rejeki lain dari Allah SWT. Gaji akan dibayarkan setelah perkuliahan selesai.

Sebagai dosen baru, saya memahami akan hal ini. kuanggap bahwa hal semacam ini adalah awal membangun nama dan karier sebagai tenaga dosen. syukur alhamdulillah bisa mengajar, arti lain tidak nganggur. Ada hal unik yang ingin kusampaikan. hari pertama saya mengajar sampai detik ini pun masih banyak mahasiswa menganggap saya sebagai mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar. Tapi semua itu saya anggap sebagai hal unik yang lucu dan menggemaskan dalam perjalanan karier ini.
Mengajar dan belajar adalah bidang yang paling aku senangi dan sejak dulu cita-citaku hanya ingin membantu mencerdaskan anak bangsa, meskipun waktu SD pernah bercita-cita menjadi dokter. Dosen adalah karier yang dianggap bergengsi di dunia kerja. entah apa alasannya sehingga masyarakat berpandangan demikian. Mungkin karena dalam proses meraih profesi sebagai dosen tidaklah mudah, karena harus menempuh pendidikan tinggi sehingga mampu mengembangkan ilmu dan bahkan mendalami ilmu yang menjadi minat dan sekaligus tuntutan masyarakat.
Profesi sebagai dosen tidaklah mudah karena memikul beban moral dan beban pendidikan yang harus disampaikan pada halayak pelajar di kalangan kampus dan menjadi panutan di lingkungan masyarakat. Secara pribadi, tantangan utama dalam menjabat sebagai dosen adalah bagaimana menjalin link atau keakraban dengan sejumlah mahasiswa yang begitu banyaknya. Dosen memiliki beban mengabdi pada masyarakat luas dan melakukan sejumlah penelitian untuk pengembangan hidup masyarakat dan lingkungan setempat secara sempit dan negara secara luas.
Dunia kampus adalah dunia pendidikan dengan beragam karakter dari berbagai suku, bahasa dan budaya sehingga tugas utama dosen adalah bagaimana bersanding dengan sejumlah mahasiswa dan rekan dosen dari kalangan suku budaya dan bahasa yang beraneka ragam. Bagi pribadi, kadang kala saya sering berdiskusi dengan mahasiswa, tak tanggung-tanggungnya saya mencoba menjalin keakraban sampai masalah pribadi mahasiswa sebagai adik sendiri.
Sementara dengan sejumlah dosen mencoba menjalin keakraban melalui silaturrahmi berkunjung ke rumah jika ada waktu. Yang namanya dosen pastinya tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan dunia pendidikan. Bahkan mereka yang belum berkeluarga tidak ada waktu selain malam hari dan hari libur.







Kamis, 28 Maret 2013

Magister Baru

Ada banyak hal dalam sisi kehidupan ini terkadang tak terduga dari mana asalnya. Seperti halnya dengan cuaca yang tak menentu. Itulah kehidupan. Di blog pertamaku ini, saya mencoba menguntai sederatan kata membentuk suatu kalimat atau paragraf yang mungkin merupakan gambaran diriku. Tanggal 9 Maret 2013 pukul 10.00 WIB sejumlah mahasiswa pascasarjana dan sarjana Unesa dikukuhkan oleh Prof. DR. Muchlas Samani, Rektor Unesa. Ya ... entah bagaimana perasaanku saat itu, senang, sedih, bercampur jadi satu. Itulah hari bersejarah dalam hidupku setelah hari bersejarah dinobatkannya aku sebagai sarjana pendidikan tertanggal 25 Agustus 2008. Menyandang gelar magister pendidikan sains konsentrasi fisika bukanlah hal yang mudah seperti mudahnya membalik telapak tangan. Karena semuanya aku peroleh berkat Kasih Sayang dan Rahmat Allah SWT, juga ribuan lantunan doa dari kedua pahlawanku ibu dan ayahku.
Hmm... Alhamdulillah, kini aku menyandang gelar M.Pd. Bagiku, gelar ini adalah anugerah yang begitu indah sebagai buah atau hasil kerja cerdas dan keras selama 2,5 tahun. di sisi lain, gelar ini semakin membuatku memikul beban yang berat yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT.
Bersama sejumlah teman kami merasakan betapa hikmahnya hari itu. Ada hal yang membuatku terharu ketika kucium kedua tangan Ayah dan Ibuku. Di pagi sabtu yang indah itu sempat kristal air mataku mencair tak tertahankan. Hehehe..apa sih aku ini? entahlah kawan apa yang ingin aku sampaikan dalam tulisanku ini.

Oh aku lupa memperkenalkan bahwa aku berasal dari daerah Sulawesi Selatan Kabupaten Bone, alumni Universitas Negeri Makassar dengan mengambil bidang studi pendidikan fisika selama 4 tahun lamanya. Kerjaanku selama menjadi mahasiswa hanyalah belajar, membaca sebanyak mungkin buku, meluangkan waktu mengunjungi sejumlah toko-toko buku di makassar, memberikan les privat dari rumah ke rumah. menjadi asisten di kampus dan mengajarkan sejumlah materi fisika pada teman sebaya. Mungkin aku terlihat agak kolot dengan provesi semacam itu, tapi yang pastinya saya sangat menikmati karena senantiasa dikelilingi sejumlah manusia-manusia yang beraneka ragam. Senyum setiap hari dan membawa berkah. Selalu didoakan oleh sejumlah anak atau mahasiswa yang berjumpa kapanpun dan dimanapun kita berada.

Setelah berjuang selama 2 tahun setengah di tanah jawa, tepatnya Surabaya, Jawa timur, kini aku kembali mencoba mengabdi di tanah sulawesi selatan tepatnya di kota makassar. Ada banyak hambatan dan rasa gelisah yang menghantuiku, termasuk bagaimana memperoleh pekerjaan nantinya setiba di tanah kota daeng. Tapi yang namanya perjuangan, otak harus berfungsi semaksimal mungkin. dengan berharap kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kekuatan dan kesehatan sehingga mampu menjalani rutinitas sehari-hari sebagai seorang yang belum memiliki tetapan kerja.
Kadang aku tertawa sendiri, magister kok sulit memperoleh pekerjaan. Tapi yang namanya memulai adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan, mungkin itu sudah merupakan gejala alam. Tetapi seiring waktu, semua pasti akan dilalui dengan baik. InsyaAllah. Yang penting senantiasa ada semangat untuk bisa bangkit.
Itulah yang membuatku bangga sampai saat ini, karena masih diberikan ketegaran dan semangat untuk berjuang sebagai seorang kaum intelektual. Katanya.